LANDASAN TEOLOGIS, FILOSOFIS DAN TEORITIS
A. LANDASAN TEOLOGIS
QS. Al-Baqoroh 186
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
QS. Gafir Ayat 60
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
QS. AL-IMRON 159
فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.
Hadist :
“Kerjakanlah urusan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan laksanakanlah urusan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok,” (HR Ibnu Asakir)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , “Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih)
Al-islamu ya’lu wala yu’la ‘alaih: Islam senantiasa unggul, dan ia tidak akan terungguli.
B. Landasan Filosofis
Filsafat Progresivisme berpandangan bahwa setiap manusia itu selalu menginginkan perubahan, selalu berkembang dan lebih baik.
uUntuk mendapat perubahan yang dituju maka manusia harus memiliki pandangan hidup yang fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, dan tidak terikat oleh apa pun), harus memiliki sifat toleran, selalu ingin mengetahui dan menyelidiki, dan punya pikiran yang terbuka.
C. Landasan Teoritis
Bila a dengan cara x bisa mencapai impiannya, maka apabila b dengan cara yang sama dilakukan oleh a yaitu x, maka b akan dapat mencapai tujuan / impiannya. Kemudian diikuti oleh c, d, e, f sampai dengan seterusnya dengan tetap menggunakan cara yang sama (x) maka hasilnya akan sama / seruang dan sebangun.
Sebagai objektifita dalam keilmuan Gm adalah Buya Agus Muslim yang sudah berhasil menjalankan metode keilmuan Gusmus Raksa Jasad berdasarkan Kitab Nabawadatala. Dan sudah banyak juga yang berhasil mengikuti jejak langkah buya Agus Muslim. Sehingga buya berkata “semua orang di Gm pasti berhasil, yang tidak berhasil adalah yang terlalu cepat untuk berhenti”